Gallery

Loket Pendaftaran Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Gallery

Poli Gizi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Gallery

Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Gallery

Balai Pengobatan Umum Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Gallery

Apotik Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Cegah Kanker Serviks Dengan Imunisasi HPV

Kanker serviks masih menjadi satu jenis kanker yang banyak dialami oleh wanita di Indonesia. Setiap satu jam ada satu wanita Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks. Tingkat kematian akibat kanker serviks di Indonesia bahkan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Maka, kanker serviks sebaiknya dicegah sejak dini. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan pemberian imunisasi HPV.
Guna mewujudkan Indonesia yang bebas dari kanker serviks, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, akan memberikan imunisasi HPV pada murid SD perempuan yang duduk di kelas lima. Pemberian imunisasi ini akan dilakukan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pada 4 Oktober 2016.
Berdasarkan rekomendasi WHO, kanker serviks yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dapat dicegah dengan tindakan primer, yaitu vaksin HPV. Vaksin tersebut dapat diberikan pada usia sembilan tahun sampai 45 tahun. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa usia sembilan hingga 13 tahun adalah rentang usia terbaik untuk diberikan vaksin HPV. Hal tersebut lantaran daya tahan tubuh anak yang masih kuat, sehingga vaksin akan lebih efektif dalam mencegah kanker serviks.

"Kami mengimbau para orangtua untuk memastikan anaknya berada di sekolah saat kegiatan BIAS, agar mendapatkan imunisasi HPV yang akan diberikan," ucap Koesmedi Priharto, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dalam siaran pers nya.

Para orangtua juga tidak perlu khawatir dengan kualitas vaksin HPV yang akan diberikan. Inovasi vaksin sudah terbukti dan sudah dijalankan di berbagai negara, seperti Malaysia, Australia, dan Thailand. Kementerian Kesehatan RI telah memutuskan DKI Jakarta sebagai lokasi percontohan untuk melakukan imunisasi HPV dalam kegiatan BIAS.
sumber: 1health.id/

PENDAFTARAN ONLINE

SELAMAT DATANG DI SISTEM PENDAFTARAN ONLINE

PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

Pendaftaran Online merupakan salah satu fasilitas baru Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang diberikan pada pasien yang akan berobat ke fasilitas rawat jalan. Dengan adanya pendaftaran online ini, kami berharap dapat lebih memudahkan pasien untuk mendaftar dan memilih poli yang dituju, sehingga pasien tidak perlu mengantri di loket pendaftaran kami.


Langkah 1. Buka Aplikasi "Play Store" pada smartphone Anda

Langkah 2. Pada kolom pencarian, cari aplikasi dengan keyword "Pendaftaran Pasien".

Langkah 3. Setelah mencari, maka akan muncul banyak Aplikasi Penfataran Pasien, Tapi pilih aplikasi seperti pada gambar diatas.

Langkah 4. langkah selanjutnya, klik Install/Pasang

Langkah 5. Setelah Klik Install/Pasang, Anda akan diarahkan untuk konfirmasi penginstalan, maka klik "Accept/Terima"

Langkah 6. Tunggu Proses instalasi Pendaftaran Pasien sampai selesai

Langkah 7. Setelah proses instalasi selesai, klik Buka

Langkah 8. Langkah selanjutnya, setelah selesai proses instalasi biasanya akan tampil di layar utama smartphone Anda

Langkah 9. Input Nomor BPJS Anda pada kolom yang tersedia seperti gambar diatas, lalu klik Enter

Langkah 10. Setelah Nama Anda muncul, lalu Input nama Puskesmas "Pasar Minggu".

Langkah 11. Setelah  melakukan pencarian, maka pilihlah Puskesmas KEC. PASAR MINGGU dan klik Enter

Langkah 12. klik pada kotak tanggal

Langkah 13. Setelah muncul tanggal, lalu pilih tanggal berobat Anda, lalu klik Setel

Langkah 14. Langkah selanjutnya, pilih Poli Tujuan dan klik Kirim

Langkah 15. setelah muncul perintah seperti gambar diatas, klik OK untuk konfirmasi pendaftaran.

Langkah 16. Selamat... Anda telah berhasil melakukan Pendaftaran Online di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. Selanjutnya perhatikan jam datang Anda dan tunjukkan Bukti Pendaftaran ini kepada petugas Loket.

Semoga Bermanfaat.... dan terima kasih sudah berkunjung.

Risiko yang Bisa Terjadi Akibat Menggunakan Pisau Cukur Bergantian

Pisau cukur menjadi salah satu alat yang digunakan untuk memangkas rambut tubuh, termasuk rambut kemaluan supaya lebih rapi dan tidak lebat. Sebab, seperti diketahui jika tak dirawat, rambut kemaluan yang lebat bisa jadi tempat berkembangnya kuman.

Nah, dalam penggunaan pisau cukur, apa risiko yang terjadi jika satu pisau cukur digunakan oleh orang yang berbeda secara bergantian?

"Kalau pakai pisau cukur harus dipakai sendiri biar steril lah, jangan dipakai berulang-ulang, jangan dipakai dengan orang lain. Misalnya si A mempunyai infeksi, dan si B menggunakan pisau cukurnya maka kita (yang menggunakan) akan terkena infeksi juga," tutur dr Laksmi Duarsa, SpKK dari RS Surya Husadha, Denpasar.

Dalam perbincangan dengan detikHealth, dr Laksmi juga mengimbau untuk menggunakan pisau cukur sekali pakai guna meminimalisir risiko penularan penyakit kelamin. Saat mencukur rambut kemaluan, dr Laksmi mengingatkan untuk tidak mencukurnya terlalu pendek karena dapat menyebabkan iritasi.

"Kalau kependekan rambutnya bisa membalik dan menyebabkan merah, gatal dan perih," imbuh dr Laksmi.

Sedangkan, menurut Prof Dr dr Ali Sulaiman SpPD, KGEH dari dari Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI beberapa waktu lalu, jika terpaksa menggunakan pisau cukur bergantian, sebaiknya celupkan pisau cukur lebih dulu ke air sabun. Cara ini dilakukan untuk meminimalisir risiko penularan penyakit seperti hepatitis B.

"Menggunakan pisau cukur lalu luka walaupun tidak berdarah, tapi serumnya bisa mengandung virus hepatitis B. Maka diusahakan selalu berhati-hati saat memakai pisau cukur," ucap Prof Ali.

Sumber : detikHealth

Jangan Tunda Cek, Hepatitis B pada Ibu Hamil Bisa Ditularkan ke Janin


Ketakutan terbesar seorang wanita yang sedang hamil adalah terserang penyakit dan menularkannya pada buah hati. Nah, salah satu penyakit yang sering menghantui adalah hepatitis B. Benarkah hepatitis B dapat ditularkan ibu kepada janinnya?

Menurut dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG, atau yang akrab disapa dr Erza, penularan ke janin bisa saja terjadi pada ibu hamil yang terkena hepatitis B. Penularan ini dikatakan juga terjadi pada 90 persen wanita hamil dengan HBeAg positif. HBeAg adalah singkatan dari Hepatitis-B envelope Antigen, yang menunjukkan ada atau tidaknya keadaan yang infeksius.

"Jika HBeAg sudah positif, idealnya diperiksa kembali HBV DNA-nya. Dilihat seberapa banyak virusnya. Sayangnya di lapangan pemeriksaan ini masih terpentok dana, cek HBV DNA masih belum ditanggung BPJS Kesehatan," ungkap dokter spesialis kebidanan dan kandungan divisi fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya dan RS Pendidikan Universitas Airlangga tersebut.

Selain itu, penularan ke janin juga terjadi pada 90 persen wanita hamil trimester 3 dengan infeksi hepatitis B akut. Kondisi hepatitis B akut biasanya muncul dengan beberapa gejala khas seperti demam, hilang nafsu makan, mual dan kulit menguning.

"Yang jelas risiko penularan ke janin amat besar pada kehamilan dengan hepatitis B," imbuhnya.

Jika bayi sudah terlanjur tertular dengan hepatitis B sejak dalam kandungan, maka akan tetap diberikan vaksin hepatitis B. Namun memang, menurut dr Erza proses perubahan infeksi menjadi kronis pada bayi, balita dan anak-anak di bawah 5 tahun lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. 

Sebelumnya dr Irsan Hasan, SpPD, KGEH dari RS Cipto Mangunkusumo juga pernah menuturkan bahwa bayi baru lahir sangat penting untuk mendapatkan vaksin hepatitis B. "Bila ibu mengalami hepatitis B, maka anak harus diberikan vaksin sebelum 12 jam setelah dilahirkan. Maka dari itu, ibu harus tahu kondisinya saat hamil," ungkapnya.


Sumber : detikHealth

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Adakan Sosialisasi Posbindu di Koramil 03/Pasar Minggu

Jakarta – Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Kecamatan Pasar Minggu Kota Adminsitrasi Jakarta Selatan mengadakan acara sosialisasi di Koramil 03/Pasar Minggu, Kamis (18/8/2016) lalu.

Sosialisasi Posbindu dihadiri dari jamaah pengajian ibu-ibu Gang Langgar 2 Kel Pejaten Timur, warga sekitar Koramil, Satpol PP, Damkar, pedagang dan anggota Mitra Jaya serta anggota Koramil 03/Pasar yang tidak sedang berdinas di wilayah binaannya.

Tim Sosialisasi Posbindu dari Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari 5 orang yaitu Dr Devi Surya Iriyani (Kepala Satuan Usaha Kesehatan Masyarakat), dari tim KPLDH ibu Fitri Apriyanti dan Nadya Khoironi, dari Tim PTM (Penyakit Tidak Menular ) ibu Ratiningsih dan ibu Nizma Febriyanti.

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini dan perantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor rentan risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minum, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, strooke, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti tentang risiko yang ditemukan melalui konseling, kesehatan dan segala pelayanan fasilitas kesehatan dasar.

Kelompok PTM Utama adalaposbindu_ok-2h diabetes melitus (DM), kanker, jantung dan pembuluh darah (PJPD), Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

Tujuannya adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat yang rentan ber risiko PTM berusia 15 tahun ke atas.

Warga masyarakat cukup antusias Jakarta, Djapos.com – Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Kecamatan Pasar Minggu Kota Adminsitrasi Jakarta Selatan mengadakan acara sosialisasi di Koramil 03/Pasar Minggu, Kamis (18/8/2016) lalu.

Sosialisasi Posbindu dihadiri dari jamaah pengajian ibu-ibu Gang Langgar 2 Kel Pejaten Timur, warga sekitar Koramil, Satpol PP, Damkar, pedagang dan anggota Mitra Jaya serta anggota Koramil 03/Pasar yang tidak sedang berdinas di wilayah binaannya.

Tim Sosialisasi Posbindu dari Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari 5 orang yaitu Dr Devi Surya Iriyani (Kepala Satuan Usaha Kesehatan Masyarakat), dari tim KPLDH ibu Fitri Apriyanti dan Nadya Khoironi, dari Tim PTM (Penyakit Tidak Menular ) ibu Ratiningsih dan ibu Nizma Febriyanti.

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini dan perantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor rentan risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minum, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, strooke, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti tentang risiko yang ditemukan melalui konseling, kesehatan dan segala pelayanan fasilitas kesehatan dasar.

Kelompok PTM Utama adalaposbindu_ok-2h diabetes melitus (DM), kanker, jantung dan pembuluh darah (PJPD), Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.


Tujuannya adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat yang rentan ber risiko PTM berusia 15 tahun ke atas.

Warga masyarakat cukup antusias mengikuti giat sosialisasi Posbindu dalam upaya mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang pola hidup sehat dan mendeteksi dini terhadap risiko penyakit tidak menular.

Di sisi lain masyarakat dapat merasa lebih dekat dengan instansi Koramil 03/Pasar Minggu dengan adanya undangan tersebut sebagai tali silaturrahmi.

Selain di Koramil 03/Pasar Minggu, sosialisasi Posbindu juga dilaksanakan di tempat lain, yaitu  di RW 10 dan 01 Kel Pejaten Timur, di RW 02 Kel Jati Padang. giat sosialisasi Posbindu dalam upaya mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang pola hidup sehat dan mendeteksi dini terhadap risiko penyakit tidak menular.

Di sisi lain masyarakat dapat merasa lebih dekat dengan instansi Koramil 03/Pasar Minggu dengan adanya undangan tersebut sebagai tali silaturrahmi.

Selain di Koramil 03/Pasar Minggu, sosialisasi Posbindu juga dilaksanakan di tempat lain, yaitu  di RW 10 dan 01 Kel Pejaten Timur, di RW 02 Kel Jati Padang.

Sumber: Djapos